Pacaran itu menambah semangat belajar
Ini alasan yang lucu karena bertentangan dengan fakta yang ada. Mungkin pada awalnya semangat belajar karena ingin membuktikan kepada pacarnya kalau dia pinter. Nah, ini saja sudah bermasalah dengan niatnya, namun ke depan yang terjadi justru nilai jeblok bin hancur.
Karena pacaran itu ibarat candu yang bikin ketagihan. Nafsu yang harus dipenuhi, Akhirnya malah kepala penuh dengan khayalan dan bayangan yang tidak semestinya. Jadi, mungkin tetapnya bila pacaran itu dikatakan belajar mengkhayal, atau malah lebih tepatnya belajar maksiat?
Pacaran itu menjalin tali silaturahmi
Silaturahmi itu asalnya dari kata shilah yang berarti hubungan dan rahim yang berarti rahim bunda. Artinya, yang dimaksud dengan menjalin silaturahmi sebenarnya adalah menyambung antarkerabat dekat yang terhubung dengan rahim, atau mahram kita.
Jika serius menjalin tali silaturahmi, lebih utama ke orangtua sendiri, kakak-adik, kakek-nenek, paman-bibi, atau mahram lainnya. Bukan alasan pacaran mengatas namakan silaturahmi, padahal buyutnya pun beda.
Silaturahmi itu berpahala dan menambah rezeki, sedangkan pacaran itu aktivitasnya maksiat. Tiada pernah sama antara maksiat dan taat.
Pacaran nggak ngapa-ngapain kok, cuma pegangan tangan
Tau nggak, "cuma" itu kata yang berbahaya. Karena semua kemaksiatan awalnya juga "cuma". Selingkuh itu awalnya, ya, "cuma" teman. Hamil itu juga awalnya "cuma" pegangan.
Pacaran nggak ngapa-ngapain kok, cuma telepon doang
Saya sudah bahas tentang "cuma" di atas tadi. It's your call.
Pacaran cuma katakan sayang? Katakan kangen?
Setiap amal dan lisan manusia akan Allah hisab, tiada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Mengatakan kata-kata yang tidak hak bagimu dan tidak halal baginya adalah suatu kesalahan. Kehormatan wanita harus dijaga, kemuliaannya pun harus dilindungi. Itu berarti tidak mengucapkan kata-kata sebelum waktunya. Karena kata cinta dan sayang sebelum pernikahan adalah percuma.
Mungkin kamu meremehkan kata-kata yang tak halal tersebut. Namun, ia ibarat bisikan setan yang merambat lewat pendengaran, lalu memicu untuk melakukan amal-amal terlarang lainnya. Ingat bahwa semua dosa besar diawali dengan kata "cuma".
Pacaran itu kan tanda cinta, Allah kan memerintahkan manusia untuk mencinta?
Mulai puitis deh, bagus sih tapi salah. Allah memang Zat yang penuh cinta, karena Dia yang menurunkan rasa cinta bagi manusia. Karenanya Allah perintahkan untuk menikah agar cinta itu bisa diungkapkan dengan halal. Bukan dengan alasan cinta dari Allah malah kita bermaksiat kepada Allah.
Pacaran kan buat dia bahagia, bukankah menyenangkan orang itu amal shaleh?
Bagaimana dengan orangtuamu, pernahkah engkau bahagiakan? Atau, senangkah orangtuamu menyaksikan engkau bermaksiat? Berhubungan tak tentu, dengan resiko yang begitu besar.
Bukan pula bahagia yang engkau berikan saat pacaran, lebih tepatnya adalah kenikmatan sementara, yang ada batasnya dan menuntut korban.
Tambahan lagi, sebenarnya siapa sih yang engkau bahagiakan, dirinya atau dirimu sendiri?
Pacaran itu kan penjajakan pranikah?
Begitu ya, penjajakan pranikah? Begitulah ciri-ciri lelaki miskin komitmen, penjajakan dahulu bukan akad dahulu. Masalahnya, nikahnya belum pasti kapan, bisa dua, tiga atau dua puluh tahun lagi. Sedangkan penjajakannya sudah jalan duluan.
Seringkali terjadi, penjajakan praputus, bukan penjajakan pranikah. Karena setelah penjajakan, lalu bosan, lalu cari yang lain lagi.
Pacaran karena aku sayang kepadanya.
Itu adalah DUSTA! Bagaimana mungkin katakan sayang bila sebenarnya dia tiada pernah peduli dengan masa depan seseorang yang katanya dia sayang?
Pacaran itu adalah aktivitas maksiat, yang mengundang petaka dunia dan malapetaka akhirat. Bila serius sayang, tentu takkan rela bila tubuh yang disayanginya disentuh api neraka karena perbuatan maksiat.
Bilang sayang tapi membahayakan | Bilang cinta tapi menjerumuskan!
0 komentar:
Post a Comment
Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
Terima Kasih.