Monday, February 17, 2014

Hubungan Israa' dan Mi'raaj dengan Alquran

Peristiwa Israa' dan Mi'raaj itu sendiri, maupun ibadah shalat yang diperintahkan Allah, jika dicermati ternyata mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Alquran, baik yang berhubungan dengan nama surah maupun dengan bilangan tertentu yang berkaitan dengan jumlah ayat, baik nomor surah atau nomor juz yang terdapat di dalamnya.

Kata Israa', mengingatkan kita kepada surah ke-17 yakni Al-'Israa, yang berarti "Memperjalankan Di Malam Hari". Ayat pertama dari surah tersebut berbicara tentang perjalanan Israa' dan Mi'raaj. Sedangkan kata Mi'raaj mempunyai hubungan erat dengan surah ke-70 yakni Al-Ma'aarij, yang berarti "Tempat-Tempat Naik".


Peristiwa mi'raaj ini mengkisahkan tentang naiknya Nabi Muhammad SAW ke langit bersama dengan malaikat Jibril dalam rangka menerima perintah Allah SWT. berupa shalat yang harus dilaksanakan oleh umat manusia di muka bumi ini.

Begitu pula ketika kita berbicara mengenai ibadah shalat itu sendiri. Di antara ibadah shalat yang bersifat Fardhu atau wajib maupun sunnah, ada yang mempunyai hubungan dengan nama-nama surah di dalam Alquran. Seperti misalnya, shalat fardhu 'Ashar yang berhubungan dengan surah ke-103 yakni Al-'Ashr.

Sedangkan, yang berkaitan dengan shalat sunnah, seperti shalat sunnah lail (malam), di mana pada waktu tengah malam, orang biasa melakukan shalat sunah tahajjud, shalat sunnah istikharah dan shalat sunnah lainnya. Shalat sunnah lail ini mengingatkan kita kepada surah ke-92 yakni Al-Lail. Adanya shalat sunnah lainnya seperti shalat sunnah fajar yang mempunyai hubungan dengan surah ke-89 yakni Al-Fajr, dan shalat sunnah dhuhaa yang mempunyai hubungan dengan surah ke-93 yakni Adh-Dhuhaa.

Sementara itu, keterangan tentang adanya perintah Allah SWT bagi manusia untuk mendirikan shalat juga banyak kita temukan di dalam Alquran, seperti dinyatakan dalam QS. An-Nisaa', 4: ayat 103 yang artinya:

"Bila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah kepada Allah waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, maka kerjakanlah shalat itu seperti biasanya. Sesungguhnya, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya terhadap orang-orang yang beriman (103)"

Adapun mengenai adanya waktu-waktu tertentu, untuk melaksanakan perintah shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam, telah diterangkan juga dalam Alquran, seperti dalam QS. Al-Israa', 17: ayat 78 yang berbunyi:

"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula) shalat shubuh. Sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan (oleh malaikat) (78)"

Memang, sepertinya ayat-ayat di dalam Alquran yang berbicara tentang perintah untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu itu tidak semuanya tertulis secara jelas mengenai waktu-waktu shalat itu sendiri, seperti halnya keterangan dalam QS. Al-Baaqarah, 2: ayat 238, di mana kata wusthaa di situ diartikan oleh banyak ulama sebagai perintah untuk melaksanakan shalat fardhu 'Ashar.

Meskipun demikian, dari uraian yang akan kita ikuti melalui sebuah model yang akan kami sebut sebagai "PUTARAN SHALAT", pesan yang tersirat dari kelima shalat fardhu dalam sehari semalam itu Insya Allah akan terlihat secara jelas berdasarkan posisi, fungsi ataupun peran masing-masing.

Seperti yang kita ketahui bahwa ada dua bentuk ibadah shalat dalam agama Islam, yakni shalat bersifat fardhu dan sunnah. Lebih detailnya, berikut kami jelaskan mengenai pengertian dari kedua bentuk shalat tersebut:
  1. Shalat yang bersifat fardhu atau wajib. Menjadi wajib hukumnya bagi seorang muslim dan muslimah yang 'aaqil baligh untuk melaksanakannya. Artinya, apabila dikerjakan akan mendapat nilai kebajikan atau pahala dari Allah. Tetapi, jika tidak dilaksanakan, maka ia akan mendapat sanksi berupa nilai keburukan atau dosa yang harus dipertanggung jawabkan kelak di hari akhir.
     
  2. Shalat yang bersifat Sunnah, yakni apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala, namun kalaupun tidak dikerjakan, maka tidak apa-apa atau tidak berdosa. Yang harus diingat terkait masalah ini adalah tidak akan ada artinya pelaksanaan shalat sunnah jika kita tidak pernah melaksanakan shalat fardhu.

Waktu dan banyaknya raka'at pada setiap pelaksanaan ibadah fardhu dalam sehari semalam telah ditentukan oleh Allah SWT. sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini. Kesemuanya itu berdasarkan petunjuk yang telah diterima Rasulullah SAW pada peristiwa Israa' dan Mi'raaj, lalu beliau menyampaikannya kepada seluruh umat. Demikian juga tentunya dengan ibadah shalat sunnah.

Pesan Rasulullah SAW sendiri mengenai shalat yang tentunya berkaitan dengan bagaimana keseluruhan tata cara pelaksanaan ibadah shalat tersebut, baik itu berupa titik waktu shalat, jumlah raka'at pada shalat tertentu, bagaimana bentuk gerakan dan juga bacaannya, meskipun semua itu sepertinya disampaikan dalam pesan yang sangat sederhana, tetapi mengandung makna yang sangat mendalam.

Berikut ini pesan yang Rasulullah SAW sampaikan:

"Shalatlah kamu, sebagaimana aku shalat."

Mengapa Rasulullah SAW berpesan demikian? Nah, jawabannya adalah agar umatnya mengikuti apa yang telah dicontohkannya di dalam shalat. Sebab, jumlah raka'at dalam shalat, baik shalat fardhu dan shalat sunnah, tidak terlihat secara jelas tertulis di dalam Alquran. Demikian juga dengan bacaan, baik itu berupa ayat atau surah dari Alquran.

Sedangkan tentang bentuk gerakan shalat, di dalam Alquran hanya disebutkan tentang gerak ruku' dan sujud. Jadi, jumlah raka'at, bacaan maupun gerakan shalat itu, semuanya hanya dapat dilihat serta didapat dari apa yang sebelumnya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam shalatnya.

Apapun yang dilaksanakan umat sekarang ini yang berkaitan dengan ibadah shalat, baik yang berhubungan dengan jumlah raka'at, bacaan yang bersifat wajib atau sunnah hukumnya untuk dibaca, maupun gerakan di dalam shalat itu sendiri, baik pada shalat fardhu maupun sunnah, kesemuanya itu mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam pelaksanaan shalatnya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Hubungan Israa' dan Mi'raaj dengan Alquran

0 komentar:

Post a Comment

Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

Terima Kasih.