Friday, May 31, 2013

Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa?

Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa? - Kebanyakan muslim, khususnya Remaja, beranggapan bahwa Pacaran adalah tanda kedewasaan. jadi, seorang pria dikatakan sudah dewasa bila ia sudah mampu menggandeng tangan wanita, melakukan rutinitas dewasa lainnya, seperti apel malam Minggu jalan, makan di kafe atau restoran. Tentu, tidak ketinggalan, akhirnya melakukan adegan-adegan dewasa. Na'ûdzubillâh ...

Alasan berkenalan sebelum menikah

Remaja belum tentu siap menikah, karenanya pacaran hanya menjadi alasan untuk baku syahwat. Memuaskan nafsu lelaki atau malah wanitanya yang menginginkan. Bukan pacaran namanya jika tidak berpegangan, berciuman, meraba-raba, atau segala perbuatan lain yang meninggikan syahwat. Berkenalan mungkin benar, tapi terbatas hanya fisik yang dikenali.

Wajar saja terjadi zina

Tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan bebas hambatan menuju zina dan hal ini yang sangat memprihatinkan. Pertemuan yang rutin menghasilkan kesempatan-kesempatan yang muncul secara acak atau lewat kesempatan yang terencana. Setan pasti akan selalu menyertai dua insan yang bukan mahram saat berdua-duaan dan pacaran memang enaknya cuma berdua, cocoklah.

Ditambah lagi, budaya Barat yang diimpor lewat sinetron, film, dan media-media lainnya sudah menjadi kiblat bagi ramaja masa kini. Pesta-pesta di rumah ala Amerika sampai wisuda keperawanan ala Jepang memang menjadi idaman bagi para remaja. Hasilnya sudah bisa ditebak, seks bebas merajalela.

Dari hasil data BKKBN menunjukkan bahwa pada tahun 2010 di Jabodetabek, remaja yang hilang keperawanannya mencapai 51%. Di kota-kota lain, yakni Surabaya mencapai 54%, Medan 52%, Bandung 47%, Yogyakarta 37%.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mendapatkan hasil yang mencengangkan setelah melakukan penelitian di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, yakni:
  • 92% pelajar itu pernah melakukan kissing, petting, dan oral sex
  • 62% pernah melakukan hubungan intim
  • 22,7% siswi SMA pernah melakukan aborsi
Dan menariknya lagi, masih menurut data BKKBN, usia mulai pacaran adalah 12 tahun. Itu baru fakta yang terlihat, bak gunung es yang muncul di atas permukaan. Apa yang disembunyikan dan tidak tampak, tentu biasanya lebih mengerikan daripada yang diakui.

Suasana remang-remang adalah tempat favorit untuk pacaran

Kenapa berpacaran lebih nyaman di tempat yang remang-remang, gelap sama sekali lebih disukai, dan tempat yang sepi? Karena jelas ada aktivitas-aktivitas yang tidak ingin diketahui orang, yang hanya bisa dilakukan di tempat yang sepi dan remang-remang.

Bila melihat fakta ini saja, seharusnya wanita sadar bahwa pacaran bukanlah aktivitas yang aman baginya dan bagi masa depannya. Wanita dengan masa depan cerah itu penting bagi lelaki, tetapi wanita dengan masa lalu tanpa noda itu jauh lebih penting. Dan pacaran tidak mengakomodasi masa depan, melainkan menghancurkannya

Dalam pandangan Islam, pacaran merupakan bagian dari aktivitas maksiat. Berikut beberapa cuplikan singkat yang membahas tentang akibat dari pacaran itu sendiri.

Cinta tak selalu indah, karenanya perlu komitmen.

Nafsu tak perlu komitmen, makanya pacaran hanya mementingkan rasa nikmat.

Sesuatu yang tanpa komitmen, tanpa ikatan, biasanya disenangi lelaki.

Dia lakukan jika dia suka, ditinggalkan bila sudah tak suka.

Kenapa lelaki senang terhadap hubungan tiada komitmen dan ikatan?

Karena masa depan lelaki tak dinilai dari masa lalunya.

Tapi wanita tak sama dengan lelaki, kehormatannya tiada kembali dua kali.

Sungguh tak bijak bila wanita rela dengan hubungan yang miskin komitmen.

Lelaki dipilih karena masa depannya, sedangkan wanita dipilih dengan masa lalunya.

Perhatikan baik-baik hal ini agar tiada penyesalan nantinya.

Saat kehormatan sudah direnggut, wanita kalang kabut.

Sementara lelaki tinggal kabur, lalu mencari korban yang lain.

Bagi lelaki yang sudah mendapatkan keinginannya, hilanglah daya pikat seorang wanita.

Hal itu terjadi bila hubungan tanpa komitmen nikah.

Begitulah jamak terjadi, kata cinta diobral murah agar wanita lemah serahkan kehormatannya.

Setelahnya, semua cinta yang terlisan menguap tiada berkas.

Nafsu mengamputasi akal, sedang cinta menguatkan akal.

Nafsu tiada pikir hari esok, yang penting nikmat sekarang.

Bayangkan, saat terlanjur direnggut kehormatanmu.

Bila dia mau menikahi, itu musibah bagimu. Bila ia menolak menikahi, musibah juga. Keduanya akan menjadi musibah bagimu.

Menikahi lelaki yang sudah berani berzina sama saja menikahi pezina di masa depan.

Bila dia tiada tobat, sengsara di depan pastilah nyata.

Bila ada yang berbuat lepas dari tanggung jawab untuk menikahi?

Maka beratlah kehidupan bagimu, karena kamu membawa beban teramat sangat.

Karena tiada kebaikan sama sekali dalam pacaran.

Itulah ancaman sebenarnya terhadap kehormatan wanita satu-satunya.

Untuk apa pacaran walau alasan perkenalan, bila wanita dirugikan?

Lebih baik lagi, bila sadar diri belumlah siap, jangan mulai apa yang tak mampu diselesaikan.

Ucapan "sayang" tidak menyelamatkan wanita dari kerugian.

Takut tiada berjodoh lalu pacaran, sama saja membeli sengsara masa depan.

Bila saja wanita mengetahui apa yang dipikir lelaki saat pacaran.

Tentunya dia akan tinggalkan detik itu juga. Namun sayangnya, hanya sedikit yang tau.


Dari cuplikan singkat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya pacaran itu sangat merugikan bagi para remaja, khususnya bagi kaum wanita. Boleh saja kamu anggap nasihat ini sebagai fiksi, sampai suatu saat menjadi bagimu sebuah faksi. Boleh kamu menganggap hal ini menakuti, sampai terjadi padamu, maka kamu termasuk orang yang merugi.

Pacaran 100% merugikan perempuan, cepat atau lambat hal itu pasti terjadi. Sebaliknya, pacaran 100% menguntungkan lelaki, cepat atau lambat hal itu pasti terjadi. Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa?

4 komentar:

Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

Terima Kasih.