Monday, July 8, 2013

Satu Malamnya Abu Bakar Lebih Baik dari Keluarga Umar

Satu Malamnya Abu Bakar Lebih Baik dari Keluarga Umar - Umar Berkata, "Demi Allah! Sungguh, satu malam yang dilalui Abu Bakar lebih baik dari keluarga Umar dan satu hari yang dilalui Abu Bakar juga lebih baik dari keluarga Umar." Maskud dari satu malam yang dilalui Abu Bakar adalah malam sebelum beliau hijrah. Karena Abu Bakar telah mempersiapkan bekal untuk perjalanan menuju Madinah. Lalu Rasulullah SAW. bersabda kepada beliau, "Hentikanlah, karena sesungguhnya aku masih menunggu turunnya izin kepadaku (untuk berhijrah)."

Abu Bakar menjawab, "Ya". Kemudian, Abu Bakar menahan dirinya di sisi Rasulullah SAW. untuk menemani beliau dan memberi makan kedua binatang tunggangannya yang ada di rumahnya dengan dua pohon Samur selama empat bulan. Aisyah bercerita, "Ketika kami sedang duduk-duduk di rumah Abu Bakar pada tengah hari yang sangat panas, ada seseorang yang berkata kepada Abu Bakar, "Rasulullah SAW. mendatangi kita dengan menutup kepala pada waktu yang tidak biasanya."

Maka Abu Bakar berkata, "Bapak dan ibuku jadi tebusannya, demi Allah! Beliau tidak akan datang pada waktu seperti ini kecuali karena perkara yang sangat penting." Aisyah melanjutkan, "Kemudian Rasulullah SAW. datang, lalu meminta izin untuk masuk, dan beliau pun diberi izin, setelah itu beliau masuk ke dalam rumah. Lalu Nabi SAW. bersabda kepada Abu Bakar, "Suruh keluar orang-orang yang ada di sini."

Maka Abu Bakar menjawab, "Sesungguhnya mereka benar-benar hanyalah anggota keluarga Anda wahai Rasulullah." Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya aku telah diberi izin untuk keluar (berhijrah)." Abu Bakar bertanya, "Apakah saya yang akan menemani Anda wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW menjawab, "Ya." Abu Bakar menjawab, "Kalau begitu, ambillah salah satu binatang tunggangan ini wahai Rasulullah." Rasulullah SAW. menjawab, "Baik, tapi dengan harga." Aisyah berkata, "Kemudian kami menyiapkan bekal bagi keduanya dengan secepat-cepatnya dan kami juga membuatkan untuk keduanya ransum yang diletakkan di dalam kantong makanan."

Setelah itu, Amsa' binti Abu Bakar memotong seutas kain dari ikat pinggangnya untuk mengikat tutup kantong, sehingga karenanya, ia dinamakan Dzatunnithaqain (wanita yang memiliki dua ikat pinggang)."

Kemudian Rasulullah SAW. dan Abu Bakar mulai berjalan hingga ia sampai di sebuah gua yang ada di gunung Tsur. Lalu keduanya bersembunyi di dalamnya selama tiga malam, setiap malamnya mereka selalu ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar, ia adalah seorang remaja yang cakap dan cepat memahami sesuatu.

Ia pulang ke Makkah pada waktu sahur dan pada pagi harinya bergabung di tengah-tengah orang-orang Quraisy dan memperlihatkan seakan-akan ia bermalam di Makkah. Jika ia mendengar satu kabar saja dari mereka yang berkaitan dengan keduanya (Rasulullah SAW. dan Abu bakar), maka ia segera memberitahukan kepada keduanya.

Ia menyampaikan kabar tersebut kepada keduanya ketika malam telah tiba, sedangkan Amir bin Fuhairah, budak Abu Bakar menggembalakan segerombolan kambing pemberian Abu Bakar di sekitar gua guna menyamarkan persembunyian keduanya hingga sesaat setelah waktu Isya'.

Abu Bakar menuturkan peristiwa yang terjadi dalam hijrahnya, Rasulullah SAW. berkata, "Kami berangkat dari Makkah, dan kami berjalan sepanjang malam dan siang hari sampai waktu zhuhur dan berdirilah bayangan pada waktu zhuhur. Lalu, aku melemparkan pandanganku untuk melihat bahwa apakah ada bayangan yang membuatku bisa berlindung di bawahnya. Ternyata, hanya padang pasir yang aku lihat.

Kemudian aku melihat sisa bayangan dari padang pasir tersebut, lalu aku menyempurnakannya. Setelah itu, aku menghamparkan alas untuk Nabi di bawahnya, lalu aku berkata kepada beliau, "Berbaringlah wahai Nabi Allah." Maka Nabi pun berbaring, kemudian aku mulai mengawasi ke sekelilingku, apakah ada salah seorang dari pengejar kami yang telah mengetahui keberadaan kami.

Tiba-tiba aku melihat seorang penggembala kambing yang sedang menggiring kambing-kambingnya menuju padang pasir untuk mencari perlindungan seperti yang kami cari. Lalu aku bertanya kepadanya, "Milik siapakah kamu wahai budak?" Ia pun menjawab, "Milik seorang laki-laki Quraisy." Ia menyebutkan namanya dan aku pun mengenalnya. Aku bertanya lagi, "Apakah di antara kambing-kambingmu ada yang mengeluarkan susu?"

Ia menjawab, "Ya, ada." Aku berkata, "Maukah kamu memerahkannya untuk kami?" Ia menjawab, "Ya, bisa." Lalu aku menyuruhnya, dan ia pun menarik seekor kambing dari tengah gerombolan kambing-kambing itu. Kemudian aku menyuruhnya untuk membersihkan tetek kambing itu dari debu, lalu aku menyuruhnya untuk mengibaskan kedua telapak tangannya.
Maka ia berkata, "Apakah seperti ini," ia pun menepukkan salah satu telapak tangannya kepada yang lainnya, lalu memerah sedikit susu murni untuk kami, sedangkan saya telah menyiapkan untuk Rasulullah SAW. sebuah wadah yang terdapat selembar kain bersih di mulutnya.

Kemudian aku menuangkan susu ke dalam wadah dan membawanya kepada Nabi SAW., aku sampai kepada beliau, tepat ketika beliau terbangun dari tidur beliau. Lalu aku berkata, "Minumlah wahai Rasulullah." Beliau pun minum hingga ia puas.

Kemudian aku berkata lagi, "Telah tiba saatnya untuk melanjutkan perjalanan wahai Rasulullah." Beliau menjawab, "Benar". Lalu kami pun berangkat, sedangkan orang-orang Quraisy mengejar kami. Namun tidak ada satu pun yang berhasil menyusul kami selain Suraqah bin Malik bin Ju'tsyam yang menaiki kudanya.

Maka aku berkata, "Pemburu itu telah berhasil menyusul kita wahai Rasulullah." Rasulullah SAW. bersabda, "Jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita."

Demikianlah, sikap-sikap kepahlawanan Abu Bakar masih terus berlanjut dan berulang. Ketika beliau berjalan bersama Rasulullah SAW, suatu saat beliau berjalan di depan Rasulullah SAW. dan pada saat yang lain, beliau berjalan di belakang Rasulullah SAW.

Sampai-sampai Rasulullah SAW. pun tanggap dengan hal itu, lalu bertanya, "Wahai Abu Bakar, kenapa kamu terkadang berjalan di belakangku dan pada saat yang lain di depanku?" Maka Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, saya teringat dengan pengejar kita (orang musyrik), sehingga saya berjalan di belakang Anda. Kemudian saya teringat dengan pengintai, sehingga saya berjalan di depan Anda." Maka Rasulullah SAW. bersabda, "Wahai Abu Bakar, seandainya ada sesuatu yang lain, sungguh aku senang agar ia menjadi temanmu selainku?"

Abu Bakar pun menjawab, "Ya, demi Dzat yang telah mengutus Anda dengan kebenaran." Tatkala keduanyatelah sampai pada gua, Abu bakar berkata, "Tetaplah di tempat Anda wahai Rasulullah, sampai saya memeriksa gua tersebut untuk Anda." Beliau pun kemudian memasuki gua dan memeriksanya, sampai ketika ia ingat bahwa ia belum sempat memeriksa sebuah lubang (hewan yang berbisa).

Lalu Abu Bakar berkata, "Tetaplah di tempat Anda wahai Rasulullah sampai saya memeriksanya." Maka beliau pun meneruskan pemeriksaannya. Setelah itu, ia berkata kepada Rasulullah SAW, "Masuklah wahai Rasulullah." Kemudian, Rasulullah SAW. pun masuk ke dalam gua tersebut.

Ketika Abu Bakar telah masuk ke dalam gua bersama Rasulullah SAW, kekhawatirannya atas keselamatan Nabi pun menjadi semakin besar ketika ia melihat kaki-kaki orang-orang musyrik. Lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bagian bawah kakinya, pastilah ia akan melihat kita." Maka Rasulullah SAW. bersabda, "Apa persangkaanmu wahai Abu Bakar dengan dua orang, sedangkan Allah adalah yang ketiganya."

Demikianlah, jihad sang pahlawan pemberani ini tidak berhenti pada jihad dengan jiwanya saja. Tetapi ia juga mengambil seluruh hartanya dan menginfaqkannya kepada Rasulullah SAW. Berkenaan dengan hal tersebut, Asma' menuturkan, "Tatkala Rasulullah SAW keluar, Abu Bakar pun ikut menyusul beliau keluar, Abu Bakar membawa serta semua harta yang dimilikinya, sebanyak lima atau enam ribu dirham. Lalu ia mengantarkannya kepada Rasulullah SAW."

Asma' melanjutkan ucapannya, "Kemudian kakekku, Abu Quhafah yang kedua matanya telah buta masuk ke ruangan tempt kami. Lalu ia berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya bapak kalian benar-benar telah menelantarkan kalian dengan harta yag ia bawa.' Maka aku pun mengatakan, 'Tidak benar wahai kakek, ia telah meninggalkan banyak kebaikan (harta) untuk kita.'

Sejurus kemudian, aku mengambil beberapa butir batu yang kemudian aku letakkan di dalam lubang di dinding (tempat yang biasa dipakai bapakku untuk menyimpan uangnya) yang ada di dalam rumah. Kemudian, batu-batu itu aku tutupi dengan baju bapakku. Lalu aku pegang tangan kakekku dan kukatakan, 'Letakkanlah tngan kakek di atas harta ini.' Lalu ia pun meletakkan tangannya di atasnya. Setelah itu ia berkata, 'Tidak mengapa jika ia telah meninggalkan untuk kalian harta ini, berarti ia telah berbuat baik dan ini pun sudah cukup bagi kalian'."

Asma' melanjutkan, "Tidak, tahukah kalian, demi Allah! Ayahku tidak meninggalkan sedikitpun harta untuk kami. Akan tetapi, saat itu aku hanya ingin menentramkan orang tua ini."

Inilah yang dimaksud malam dalam perkataan Umar bin Khattab di atas, dengan semua pengorbanannya, Abu Bakar telah menjadikan agung malam tersebut. Adapun siang hari yang dimaksud adalah hari Isra', pada saat itu, tatkala orang-orang musyrik Quraisy berdatangan kepada Abu Bakar sembari menyebutkan tentang kisah Isra' Rasulullah SAW ke Baitul Maqdis (di Palestina), Abu Bakar berkata, "Saya bersaksi bahwa ia adalah seorang yang benar."

Kemudian, orang-orang musyrik itu berkata, "Apakah Anda mempercayai kalau ia telah sampai di Syam dari Makkah, lalu balik lagi ke Makkah hanya dalam waktu satu malam?"

Abu Bakar menjawab, "Ya, sesungguhnya aku mempercayai-nya dengan hal-hal yang lebih hebat lagi dari itu semua. Aku mempercayai kabar dari langit, baik pada waktu pagi maupun petang." Lalu, ia pun diberi gelar Ash-Shiddiq.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Satu Malamnya Abu Bakar Lebih Baik dari Keluarga Umar

0 komentar:

Post a Comment

Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

Terima Kasih.