Shalat Fardhu Maghrib adalah shalat yang kelima atau terakhir dari rangkaian shalat fardhu yang dilaksanakan umat Islam lima kali dalam sehari semalam. Dalam perhitungan pada konsep Putaran Shalat, shalat Maghrib ini diwakili oleh juz ke-17 dalam Al Qur'an yang kandungannya terdiri dari seluruh isi surah Al-Anbiyaa' yang berarti "Para Nabi" (surah ke-21), seluruh isi surah Al Hajj yang berarti "Haji" (surah ke-22).
Di satu sisi, kenyataan ini mengingatkan kita mengenai ibadah haji yang dilaksanakan cukup sekali saja dalam seumur hidup, yang mana seakan mempunyai kesamaan dengan shalat Maghrib, karena ibadah haji juga merupakan bentuk dari peribadatan yang kelima atau terakhir dari rangkaian rukun Islam. Selain itu, shalat Maghrib merupakan titik shalat fardhu terakhir dari rangkaian kelima shalat fardhu.
Demikian juga dengan kehidupan manusia, ada siklus waktu yang mengiringinya, dimulai dari kelahiran sampai kelak kematian datang menjemput. Ada awal dan ada juga akhir. Sebuah realitas yang mirip dengan apa yang dikesankan oleh Al Qur'an pada QS. Al-Anbiyaa' pada juz ke-17 ini, yang menunjukkan adanya awal dan akhir dari mata rantai kenabian, yaitu dimulai dari Adam as. sebagai nabi pertama dan Muhammad SAW. sebagai nabi terakhir.
Sebagai shalat fardhu yang terakhir, shalat Maghrib ini menunjukkan gambaran dari adanya akhir kehidupan yang pasti datang dalam kehidupan manusia. Jadi, alangkah berbahagianya mereka yang ketika kematian menjemput akan disambut oleh para malaikat dengan senyuman dan perkataan salam. Mereka ditempatkan di tempat yang layak di sisi Allah SWT. bersama dengan orang-orang yang beriman lainnya.
Lebih dari itu, mereka juga akan ditempatkan bersama-sama para nabi yang kesemuanya telah membawa dan memperjuangkan ajaran agama tauhid bagi umat manusia di muka bumi. Itulah penghargaan dari Allah SWT. bagi mereka yang bertakwa kepadaNya. Yaitu, orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya serta mampu melaksanakan seluruh ketentuan Allah dengan baik dan benar. Mereka itulah orang-orang yang sempurna keimanannya, yang mana pada juz ke 17 ini gambaran seperti itu ditandai dengan keberadaan surah Al-Hajj (surah ke 22 dalam Al Qur'an).
Ibadah haji sebagai rukum Islam yang kelima dan terakhir pada hakikatnya menyimbolkan kesempurnaan manusia dalam beribadah kepada-Nya, karena setelah mengerjakan ibadah haji tersebut seakan-akan telah sempurna pula semua rukun Islam, selama pelaksanaan dari kesemuanya itu dilandasi oleh keyakinan dan keimanan kepada-Nya, Sang Pencipta Alam Yang Maha Agung.
Itulah seluruh siklus kehidupan manusia yang dalam rumusan Putaran Shalat dimulai dari titik waktu shalat 'Isya. Semua itu tidak lain adalah untuk menyimbolkan keberadaan manusia di muka bumi, dimulai dari hadirnya Adam dan Hawa.
0 komentar:
Post a Comment
Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
Terima Kasih.