Sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah Sebelum dan Ketika Masa Kerasulan - Sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, Muhammad telah dihiasi dengan sifat-sifat terpuji dan bersih dari sifat-sifat tercela. Nabi Muhammad saw. dilahirkan pada 29 Agustus 571 M bertepatan dengan 12 Rabiulawal tahun Gajah. Dinamakan tahun Gajah karena pada tahun itu terjadi penyerangan terhadap Ka’bah yang dipimpin Abrahah dengan mengendarai Gajah.
Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena Abdullah, ayahnya, wafat tiga bulan setelah menikahi Aminah. Sedangkan Aminah, wafat saat Muhammad berusia 6 tahun. Setelah Aminah wafat, Muhammad diasuh kakeknya (Abdul Mutalib) selama 2 tahun. Setelah Abdul Mutalib meninggal, kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya (Abu Thalib), seorang yang sangat disegani dan dihormati di kalangan suku Quraisy.
Dalam usia muda, Muhammad dikenal sebagai orang yang berbudi luhur, berkepribadian kuat, dan sebagai al-amin (dapat dipercaya) karena setiap amanah yang dipercayakan kepadanya dapat diselesaikan dengan baik. Saat usia 12 tahun, Muhammad diamanatkan oleh Khadijah, seorang saudagar Mekah untuk menjalankan dagangannya bersama pamannya, Abu Thalib supaya tidak terlalu jauh memasuki daerah Syam sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-tanda kerasulannya berbuat jahat terhadap Muhammad.
Sewaktu usia 15 tahun, Muhammad ikut serta dalam Perang Fijar, memihak pamannya, terjadi di antara suku Quraisy dan Kinanah dengan suku Qais Alian. Perang itu dikenal dengan Perang Fijar karena terjadi pada bulan haram yang diharamkan menumpahkan darah. Perang ini berjalan selama 4 tahun dan berakhir dengan perdamaian model pedalaman, yakni yang menderita korban manusia lebih kecil harus membayar ganti rugi sebanyak kelebihan korban itu kepada pihak lain (Quraisy).
Demikian juga saat usia 25 tahun, perdagangan yang dibawa Muhammad memberikan keuntungan amat besar pada majikannya, Khadijah. Dalam rangka berniaga ke Syam, Muhammad ditemani laki-laki pesuruh Khadijah, bernama Maisarah. Pada waktu itu, Maisarah menyaksikan kejujuran Muhammad dalam berdagang sehingga mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Sepulang dari Syam, Maisarah bercerita kepada Khadijah tentang kepribadiannya yang mulia, wataknya yang halus, dan betapa tinggi budi pekertinya. Akhirnya, Muhammad dilamar oleh Khadijah, lalu menikah dengannya dengan mahar empat puluh ekor unta. Pada waktu itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun.
Sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah Ketika Masa Kerasulan
Menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad saw. memutuskan untuk banyak berkontemplasi. Ia ingin mendapat jawaban tentang situasi dan nasib manusia. Renungan yang mendalam tentang apa yang terjadi pada masyarakat membuat dadanya sesak dan punggungnya terasa penuh dengan beban, “Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu.” (Q.S. al-Insyirah/94: 1-3)Baca Juga: Kondisi Masyarakat Mekah Sebelum Islam Masuk
Nabi Muhammad saw. yang banyak berkontemplasi ini akhirnya diamanahi Allah untuk menjadi nabi dan rasul. Penunjukannya sebagai nabi ditandai dengan turunnya wahyu Ilahi ketika bertahanus di Gua Hira. Sejarah Islam bermula di Mekah dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw. wahyu yang turun pada bulan Ramadan tahun 610 M itu adalah Surah al-‘Alaq ayat 1-5. Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5).
Ketika turun ayat itu, Nabi Muhammad saw. belum diperintahkan untuk menyampaikan risalah Ilahi kepada umat manusia. Namun, wahyu tersebut menandakan Nabi Muhammad saw. baru diangkat menjadi nabi. Beberapa saat kemudian, tepatnya setelah turun wahyu Allah untuk memantapkan hati Nabi Muhammad saw. (Q.S. al-Qalam/68: 1-7 dan al-Muzzammil/73: 1-7), Jibril datang menyampaikan wahyu sebagai perintah kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyampaikan risalah Ilahi kepada umat manusia. Wahyu itu adalah Surah al-Muddassir/74 Ayat 1-7.
Artinya: “Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan! dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala macam (perbuatan) yang keji, dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah." (Q.S. al-Muddassir/74: 1-7).
Selanjutnya Baca: Substansi dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah
0 komentar:
Post a Comment
Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
Terima Kasih.