Monday, February 27, 2017

Kisah Kepahlawanan Khalid Bin Walid r.a: Pedang Allah Yang Terhunus (Saifullah Al-Maslul)

Assalamu'alaikum. Khalid ibn Walid r.a. adalah salah satu prajurit Islam terhebat sebagaimana dijuluki sebagai Pedangnya Allah SWT. ("Saifullah" atau "The sword of Allah"). Hampir semua prajurit dalam memperjuangkan Islam menginggal dalam keadaan syahid. Akan tetapi, Khalid ibn Walid tidak meninggal dalam keadaan syahid. Mengapa demikian?


Pada 4 tahun terakhir kehidupan Khalid ibn Walid r.a., ia diturunkan pangkatnya sehingga tidak diperbolehkan lagi pergi ke medan perang. Ini adalah ujian terbesar bagi Khalid ibn Walid r.a. Setelah Hira selama 6 bulan, ia diberhentikan dari medan perang dan ia menjuluki tahun itu sebagai "tahun-tahun wanita", karena ia tidak bisa pergi berperang.

Dan selama 4 tahun terakhir dalam hidupnya, ia tidak bisa pergi berperang. Dan riwayatnya mengatakan bahwa Khalid ibn Walid r.a. tidak membuang-buang (menyia-nyiakan) waktunya, akan tetapi ia membaca Al-Qur'an. Seteah fajr, ia terus membaca Al-Qur'an hingga dzuhur. Ia berkata, "Jihad telah menghentikanku dari belajar Al-Qur'an." Lalu dalam kondisi sudah tidak lagi diperbolehkan berperang, ia bertekad mempelajarinya. Ia membaca Al-Qur'an dari fajr hingga dzuhur, dan menangis karena takut kepada Allah SWT., terus menangis karena takut kepada Allah SWT.

Dan setelah 4 tahun menjelang wafatnya Khalid ibn Walid r.a., dapatkah kita bayangkan bahwa ia orang yang telah berperang dalam banyak pertempuran, menghancurkan negara-negara perkasa, tapi ia wafat di tempat tidurnya?


Seorang sahabat menjenguknya dan berkata, "Wahai Khalid." Dan Khalid berkata, "Kau tahu, ketika Umar bin Khattab r.a. menurunkan jabatanku, aku merasa kecewa. Tapi sekarang aku sadar bahwa apa yang Umar lakukan adalah tindakan yang tepat, karena Umar hanya menginginkan yang khair (baik) bagi orang-orang beriman. Dan aku tidak merasa kecewa kepada Umar."

Dan ia sudah dekat dengan kematiannya, dan riwayatnya mengatakan bahwa ketika orang-orang menjenguknya, dia akan menunjukkan tangannya, dan tidak ada sejengkal jarak pun di tangannya, kecuali ada bekas luka di tangannya. Ia menunjukkan tangan kanannya, tangan kirinya, dadanya, serta ia menunjukkan kakinya. Ia berkata, "Lihatlah aku, aku bertempur dalam ratusan peperangan, banyak pertempuran, tapi aku sekarat di tempat tidurku? Khalid sekarat di tempat tidurnya?"

Seorang sahabat berkata kepada Khalid ibn Walid r.a., "Wahai Khalid, tidakkah kau mengerti, ketika Rasulullah SAW. menjulukimu sebagai 'pedangnya Allah', maka tidak mungkin kau gugur dalam pertempuran, karena jika kau gugur dalam pertempuran, berarti pedangnya Allah telah berhasil dipatahkan oleh orang-orang kafir, sedangkan pedangnya Allah SWT. tidak akan bisa terpatahkan"

Dan Khalid ibn Walid r.a. bertolak belakang dengan keinginannya, ia meninggal di tempat tidurnya. Tapi ketahuilah bahwa dalam pertempuran Mut'ah, Khalid ibn Walid r.a. telah mematahkan 9 pedang. Mengapa demikian? Karena itu semua adalah pedangnya Khalid ibn Walid r.a., sedangkan Khalid ibn Walid r.a. sendiri adalah pedangnya Allah SWT. Jadi, ia tak pernah bisa terpatahkan.

Ia adalah orang yang menaklukkan 2 bangsa adikuasa, meninggal di tempat tidurnya. Kenyataannya adalah, kenapa dia tidak mati syahid? Bukankah Rasulullah SAW. bersabda tentang orang yang mati syahid? Bahwa jenazah orang yang mati syahid tidak dimandikan, karena darahnya akan bersaksi dan bersyahadat di hari kiamat. Pakaiannya tidak diganti, karena pakaiannya akan bersaksi untuknya di hari kiamat.
 Jenazah orang yang mati syahid tidak dishalati menurut para fuqaha. Kenapa? Karena Allah SWT. berfirman di dalam Al-Qur'an:
Kenyataannya adalah, kemungkinan pakaiannya Khalid tidak akan bersaksi terhadap syahadatnya, darahnya kemungkinan tidak akan bersaksi terhadap syahadatnya, tapi Demi Allah! Setiap orang yang mati syahid dari umat muslim akan bersaksi untuk Khalid ibn Walid r.a., karena tiada seorang yang syahid dari umat muslim yang tidak oleh Khalid ibn Walid r.a.

Dan riwayatnya menyebutkan bahwa ia mewariskan seekor kuda dan pedang, dan ia mengirimkannya kepada Umar bin Khattab r.a. Dan ketika Umar melihatnya, ia mulai menangis. Umar berkata, "Abu Bakar r.a. jauh lebih mengenal seseorang dibandingkan diriku." Umar menyadari keutamaan Khalid ibn Walid.

Dan dapatkah kita bayangkan kuda yang ditinggalkan Khalid ibn Walid r.a., dapatkah orang lain menunggangi kudanya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa memenuhi hak kuda itu.
Dapatkah orang lain memakai pedangnya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa memenuhi hak pedang itu.


Karena Khalid ibn Walid r.a. berada pada tingkat yang berbeda. Dan riwayatnya menyebutkan bahwa ketika Khalid ibn Walid r.a. wafat, para wanita dari Bani Makhzum keluar dan menangis, sedangkan Umar mempunyai aturan yang ketat bahwa para wanita tidak boleh keluar dan menangis, bahkan ketika Abu Bakar r.a. meninggal dunia, para wanita berkumpul di rumah Aisyah r.a., mereka menangis, dan Umar mengusir mereka.

Tapi ketika Khalid ibn Walid r.a. wafat, seseorang datang kepada Umar dan ia berkata, "Wahai Umar, para wanita dari Bani Makhzum menangisi Khalid ibn Walid r.a.", dan Umar berkata, "Semoga ibumu kehilangan dirimu, karena untuk orang seperti Khalid ibn Walid r.a., orang-orang yang menangis, haruslah menangis."

Kemudian Umar mendengar ibunya Khalid membaca sebuah puisi, "Kau lebih baik daripada jutaan orang. Ketika musuh-musuhmu terjatuh di hadapanmu, kau lebih berani daripada seekor singa dan seekor macan. Kau lebih dermawan daripada banjir yang mengalir menuruni gunung." Dan Umar ibunya Khalid membacakan ini dan ia berkata, "Ibunya Khalid ibn Walid r.a. telah berbicara benar."

Aku bersumpah, Demi Allah, jika Khalid lebih baik dari jutaan orang di masanya, maka dia lebih baik daripada milyaran orang di masa sekarang. Dan faktanya adalah, tidak akan ada orang lagi yang bisa menyamai Khalid.

Demi Allah, jika kau melihat Khalid, dia adalah perpaduan Frederick The Great, Genghis Khan, Napoleon, Temur, semuanya dalam satu! Dia lebih baik daripada mereka semua jika disatukan! Dan tidak akan ada Khalid ibn Walid r.a. yang lainnya.

Seperti yang dikatakan Abu Bakar r.a., dan dia bersaksi atas Khalid ibn Walid r.a., dia berkata "Para wanita tidak akan melahirkan orang seperti Khalid ibn Walid r.a. lagi.” Semoga Allah mengangkat derajat Khalid ibn Walid r.a. Semoga Allah S.W.T. mempertemukan kita dengan orang-orang seperti Khalid ibn Walid r.a. dan para sahabat r.a. di hari kiamat! Aamiin.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Kepahlawanan Khalid Bin Walid r.a: Pedang Allah Yang Terhunus (Saifullah Al-Maslul)

0 komentar:

Post a Comment

Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

Terima Kasih.