Sunday, June 2, 2013

Apa itu Valentine Day menurut Islam?

Apa itu Valentine Day menurut Islam? - Kali ini saya kan membahas mengenai asal-usul atau sejarah Valentine Day yang menjadi trend dan tradisi para remaja masa kini. Setiap 14 Februari, para remaja diarahkan untuk merayakan hari cinta, hari kasih sayang. Judulnya sih begitu, namun praktiknya tidak lebih dari hari syahwat dan maksiat. Entah konsensus dari mana, tapi cinta hanya disertakan dengan kartu ucapan, cokelat dan bunga mawar, dengan harga yang tentunya tak murah. Merugikan yang punya cinta dan jelas menguntungkan pengusaha (yang bukan konon katanya, tapi memang meraup milyaran rupiah) dari bisnis syahwat ini.

Dari segi akidah, iman pun tergadai dengan adat kebiasaan yang bukan dari Islam. Dari segi kehormatan lebih parah lagi, Valentine Day sudah menjelma menjadi ajang pelepasan kehormatan secara massal.

Supaya nggak usil, mari kita tengok asal-usul Valentine Day.

Alkisah, zaman dahulu kala di suatu negeri antah berantah, hiduplah seorang putri raja cantik nan jelita. Begini ceritanya, seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Romawi yang menjadi dasar peradaban Barat hidup dengan suatu adat, yaitu menjadikan kepuasan fisik badaniah sebagai tujuan hidup mereka. Money, drink, and sex, itulah setali tiga uang dalam kehidupan mereka.

Bila kita perhatikan mitologi Yunani-Romawi, akan kita dapatkan cara pandang ini dalam cerita-cerita mereka. Konon katanya, ada dewa yang berselingkuh, ada dewa yang diselingkuhi. Bahkan ada dewa yang memilih menikah dengan dewa lainnya dalam bentuk hewan. Ada hubungan seks dalam keluarga, bahkan ada dewi cinta.

Itulah mitologi mereka yang dipenuhi dengan kepuasan badaniah. Dari segi penampakan pun, patung-patung yang diukir dan lukisan-lukisan yang digambar oleh seniman yang hidup di zaman Yunani-Romawi penuh eksploitasi terhadap fisik wanita. Hal ini merupakan sebuah pemandangan yang biasa di kuil-kuil penyembahan mereka, patung-patung wanita tanpa busana dan lukisan-lukisan bugil.

Jauh sebelum dunia mengenal hari kasih sayang ini, orang Romawi mengenal perayaan "Festival Lupercalia", yaitu rangkaian hari raya yang dipersembahkan kepada Lupercus sang Dewa Pernikahan dan Kesuburan, dan Juno Februa yang juga dewi Pernikahan dan Kesuburan. Perayaan ini digelar setiap tahunnya pada 13-15 Februari.

Lupercus sendiri adalah Dewa Kesuburan Seksual Romawi yang diilustrasikan sebagai manusia berkaki dan berkepala kambing atau setara dengan Pan dalam mitologi Yunani. Pan inilah yang juga menjelma menjadi Baphomet, yang di dalam tradisi pemuja setan Yahudi, Dewa Kesuburan yang menjadi lambang regeneratif lelaki dan wanita, sekaligus sebagai lambang seks.

Adapun Juno Februa, Dewi Pernikahan dan Kesuburan, yang dilukiskan memakai mantel dari kulit kambing (ciri kesuburan) adalah istri dari pemimpin para dewa, Jupiter.

Dalam mitologi Yunani, Juno dikenal sebagai Hera yang menikah dengan Zeus pada bulan Gamelion yang terletak antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari. Menurut legenda yang lain lagi, bahkan Aphrodite sangat tertarik pada ketampanan anaknya sendiri sehingga melakukan hubungan badan dengan anaknya. waduh!

Begitu pula yang dirayakan saat "Festival Lupercalia" 13-15 Februari. Perayaan itu dilakukan untuk meneladani semangat Pan, Juno, Venus, Cupid, yang kesemuanya bermuara pada satu kata, yaitu NAFSU!

Perayaan dimulai denga menaruh nama-nama perawan di sebuah tempat dalam kertas-kertas yang terpisah. Kemudian lelaki maju satu per satu untuk mengambil kertas di tempat tersebut secara acak. Siapa yang terpilih itulah akan menjadi partner untuk melakukan hubungan terlarang sepanjang malam itu. Setelahnya berlanjut menjadi pasangan hingga tahun berikutnya.

Begitulah "Festival Lupercalia" yang dipraktikkan selama berabad-abad pada masa Romawi. Hubungan badan yang dihalalkan dalam bentuk adat istiadat, yang tentu saja bersesuaian dengan hidup mereka, yang menjadikan nafsu sebagai tuhan.

Setelah kaum Kristiani berkuasa, sekira 494 M, Paus Gelasius mengakulturasi Festival Lupercalia ini menjadi "Festival Penycian Bunda Maria" sebagai pengganti penyembahan terhadap Lupercalia. Namun, esensi perayaan ini tetap sama, yakni penuh dengan nafsu dan keburukan, berkelindan dengan kepentingan konsumerisme yang menjadi target para kapitalis.

Pernah pula gereja menjadikan 14 Februari dengan mencangkokkan tokoh Saint Valentine yang berjuang demi cinta hingga menjadi martir pada 14 Februari, hingga hari kematiannya diperingati sebagai hari perjuangan cinta, Valentine Day.

Namun, kebenarannya tidak bisa diverifikasi dan esensi perayaannya tetaplah sama, hingga pada tahun 1969 Valentine Day dihapuskan dari kalender gereja oleh Paus Paul VI.

Sampai di sini saja, sebetulnya sudah cukup alasan bagi kaum Muslim untuk meninggalkan Valentine Day. Karena asalnya dari perayaan pagan Romawi, dilanjutkan sebagai hari besar di gereja. Belum lagi hasilnya mengerikan pada zaman ini.

Valentine Day dijadikan sebagai hari untuk menyatakan cinta, mencari pacar, melakukan aktivitas maksiat dengan kehormatan sebagai taruhan. Itu berarti awal dari down payment kiamat bagi kaum wanita. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Insya'allah!

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Apa itu Valentine Day menurut Islam?

2 komentar:

  1. senang bisa berkunjung ke blog anda gan
    keren dan bermanfaat sekali info nya
    terimakasih, sukses terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah, makasih gan udah mampir ke sini.
      semoga informasi di blog ini bisa memberikan manfaat bagi orang banyak :)

      Delete

Bismillaah ..
Anda boleh meninggalkan komentar di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

Terima Kasih.